PARIAMAN, - Diskusi Panel Manajemen Kasus Stunting Tingkat Kota Pariaman Tahun 2022 dibuka Wali Kota Pariaman, Genius Umar di Ruang Rapat Wali kota, Kamis (4/8-2022). Isu tentang stunting saat ini telah menjadi isu nasional dan menjadi tugas bersama dalam menurunkan angka stunting tersebut.
Pemko Pariaman sampai saat ini telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting dan dengan kerjasama yang baik semua akan bisa diatasi.
Memgentaskan stunting ini penting, karenamasa depan bangsa salah satunya tergantung dengan kesehatan anak.
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun2021 angka prevalensi kasus stunting di Kota Pariaman 20, 3%, di bawah angka prevalensi stunting Provinsi Sumatera Barat yaitu 23, 5%.
Berdasarkan Instruksi Presiden, bahwa pada tahun 2024 angka prevalensi stunting harus menyentuh angka 14%.
Karena itu, sisa waktu lebih kurang 3 tahun, perlu kerja ekstra untuk percepatan penurunan stunting. Semua lintas sektor dihimbau untuk bisa bekerjasama dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Pariaman, kata wali kota.
Intervensi stunting harus dimulai dari hulu yaitu kepada remaja dan calon pengantin, pastikan remaja-remaja memahami akan pentingnya kebutuhan gizi sejak dari remaja serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Dan calon pengantin pastikan telah melakukan pemeriksaan kesehatannya di layanan kesehatan setempat, mendapatkan bimbingan perkawinan serta KIE dari petugas di lapangan atau Tim Pendamping Keluarga(TPK).
Pemantauan kepada ibu hamil sampai punya anak bayi dua tahun dapat dilakukan, agar masa emas1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) berjalan optimal
Dengan diskusi yang dilakukan mendapatkan kesepakan untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Kota Pariaman. (*)